Senin, Agustus 29, 2011

IMAI National Accounting Days & The 2nd Congress of IMAI


Paruh kedua Abad XX mencatat korporasi komersial berkembang melintasi batas-batas negara dengan pengaruh (kekuasaan) yang melampaui kekuasaan negara-negara. Kapitalisme telah menjadi motivator ulung bagi korporasi modern saat ini yang semakin menurunkan kualitas hidup manusia dan alam secara keseluruhan. Perilaku korporasi saat ini terpengaruh oleh filsuf ateis Nitszche dengan slogannya „God is dead‟ yang menjadi semangat zaman modern sehingga salah satu sumber moral pun terabaikan. Maksimalisasi profit pun menjadi Tuhan sehingga perilaku industri-industri dan bisnis-bisnis lain seringkali mengabaikan dampak yang ditimbulkan bagi umat manusia dan alam ini. Akhirnya, rentetan bencana alam yang terjadi di dunia ini termasuk di Indonesia memunculkan persepsi dari banyak kalangan bahwa sektor bisnis dan industri berperan langsung atau tidak langsung terhadap terjadinya permasalahan lingkungan dunia dan nasional ini. Persepsi semacam ini berkembang di masyarakat luas dan politisi terutama di Eropa dan Amerika yang menganggap sektor bisnis dan industri tidak mempunyai sistem dan manajemen yang layak dalam mengelola sumberdaya alam, melakukan operasi perusahaan dan mengelola limbahnya.

Akuntansi dalam dunia bisnis terlalu berpihak pada stockholders daripada stakeholders, sehingga konsep akuntansi sekarang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan situasi dan kehidupan yang aman berkeadilan, serta alam yang lestari dan terpelihara. Karena hal itu kemudian berkembang akuntansi lingkungan (environmental accounting). Akuntansi lingkungan dipertimbangkan karena menjadi perhatian bagi pemegang saham dengan cara mengurangi biaya yang berhubungan dengan lingkungan (contohnya: polusi) dan diharapkan dengan pengurangan biaya lingkungan akan tercipta kualitas lingkungan yang baik. Yang juga menjadi pendorong munculnya akuntansi lingkungan ialah kecenderungan terhadap kesadaran lingkungan. Dalam literatur, paradigma ini dikenal dengan the human exeptionalism paradigm menuju the environment paradigm atau juga terkait dengan kemunculan konsep triple bottom line.

Paradigma yang pertama mengungkapkan bahwa manusia merupakan makhluk yang unik di bumi ini yang memiliki kebudayaan dan sadar tidak dibatasi oleh kepentingan makhluk lain. Sebaliknya, paradigma yang kedua menganggap bahwa manusia adalah makhluk diantara bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling memiliki keterkaitan sebab akibat dan dibatasi oleh sifat keterbatasan itu sendiri, baik ekonomi, social maupun politik. Paradigma yang terakhir inilah yang menjadi pedoman akuntansi lingkungan.

Konsep Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) adalah istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntasi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter maupun non-moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

Akuntansi lingkungan mengidentifikasi, menilai dan mengukur aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka memelihara kualitas lingkungan hidup sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga perusahaan tidak bisa seenaknya untuk mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam tergantung perspektif para profesional dan orientasi fungsional para praktisi. Dampak Isu Lingkungan terhadap konsep Akuntansi Lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan kecil maupun besar, manufaktur atau jasa dengan alasan Akuntansi Lingkungan memerlukan cara baru dalam memandang biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan keputusan perusahaan. Selain itu, akuntansi lingkungan bukan semata-mata permasalahan akuntansi, dan informasi diperlukan oleh semua kelompok entitas.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia akan melaksanakan serangkaian kegiatan dalam IMAI National Accounting Days (INAD) & The 2nd
Congress of IMAI dengan tema “The Light of Accounting to The Mother Earth”.

IMAI NATIONAL ACCOUNTING DAYS & THE 2ND CONGRESS OF IMAI
“The Light of Accounting to The Mother Earth”
Tema Seminar :
“Green Accounting; A Proposal to Sustainability Environment”
Tema IMAI National Accounting Tournament (INAT) :
“Reviewing the Implementation of Green Accounting in Indonesia”
Tema The 2nd Congress of IMAI :
“Memperkokoh Eksistensi IMAI”

Hari/Tanggal : Senin-Jum‟at/ 10-14 Oktober 2011
Tempat :
1. Seminar Nasional
Gedung Wisma Kalla
Jl. Ratulangi No. 15 Makassar
2. IMAI National Accounting Tournament
Gedung Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar
3. The 2nd Congress of IMAI
Gedung Lembaga Administrasi Negara
Jl. Antang Raya no.10 Makassar

Proposal dapat diunduh di link di bawah ini

Info lebih lanjut dapat menghubungi:
Sekretariat panitia : Jl. Danau Sentani no.33 Komp. Taman Toraja Tanjung Bunga
E-Mail : IMAI.sulsel@ymail.com
CP :
Leo (085239987652)
Angga (085656117925)

1 comments: