Pada hari Sabtu, 10 Mei
2014, Departemen Penelitian dan Pengembangan HMJA FEB UB kembali melaksanakan
salah satu program kerjanya yaitu Diskusi Cerdas atau yang sering disebut
dengan Disdas. Diskusi Cerdas perdana dalam kepengurusan HMJA periode 2014 ini
mengambil tema mengenai “Leadership”. Sesuai temanya, acara disdas kali ini dikhususkan
untuk internal Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi sendiri.
Acara dimulai dengan
pembukaan oleh MC, Arya Nusantara, dilanjutkan oleh sambutan dari Ketua
Himpunan, Agata Rangga. Dipimpin oleh Dirga Mahardika sebagai moderator, acara
Disdas dimulai dengan membagi seluruh peserta dalam empat kelompok besar.
Selanjutnya, moderator memberikan lima buah pertanyaan yang harus didiskusikan oleh
setiap kelompok. Pertanyaan-pertanyan yang diberikan berkaitan dengan
kepemimpinan serta sistem yang ada dalam HMJA Periode 2014. Seluruh kelompok
diberikan kesempatan untuk berdiskusi selama 30 menit, namun karena aktif dan
kritisnya setiap anggota kelompok, waktu diskusi diperpanjang untuk menampung
seluruh pendapat dan pemikiran setiap anggota.
Para peserta Diskusi Cerdas Perdana HMJA 2014 sedang serius berdiskusi
Setelah semua kelompok
selesai melakukan diskusinya masing-masing, acara berlanjut ke sesi presentasi
dan tanya jawab oleh seluruh peserta diskusi. Dimulai dengan masing-masing
kelompok membacakan hasil diskusinya untuk poin pertanyaan yang pertama yaitu
mengenai apakah kesalahan yang terjadi dalam sebuah sistem di HMJA adalah
kesalahan sistemnya atau kesalahan dari sumber daya manusianya (SDM). Dari
hasil diskusi empat kelompok yang ada, semuanya berpendapat kesalahan yang terjadi
dalam sebuah sistem terjadi karena SDM yang salah. Pendapat ini didasarkan pada
pembentukan sistem itu sendiri yang dibuat atau direncanakan oleh SDM, sehingga
jika terdapat kesalahan, sumber daya manusianya yang mungkin kurang benar dalam
menjalankan sistemnya.
Pertanyaan kedua
berhubungan dengan dua asas dasar yang dijunjung tinggi dalam kepengurusan HMJA
yaitu profesionalitas dan kekeluargaan. Kapankah kedua hal ini diterapkan dan
bagaimana proporsi dalam penerapannya. Setiap kelompok memiliki jawaban yang
berbeda-beda namun secara umum seluruh peserta diskusi setuju bahwa penerapan
profesionalitas dan kekeluargaan berjalan secara beriringan dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pengurus HMJA dengan seimbang.
Salah satu peserta Diskusi Cerdas Perdana HMJA 2014 sedang membacakan hasil diskusinya
Selanjutnya, seluruh
kelompok membacakan hasil diskusinya mengenai pertanyaan ketiga yaitu seperti
apakah yang disebut dengan kepemimpinan efektif itu. Dalam sesi tanya jawab
pertanyaan ketiga ini, Kahim memberikan sebuah pertanyaan mengenai kepemimpinan
efektif yang seperti apakah yang baik menurut anggota HMJA. Kepemimpinan di
mana visi misi tercapai, namun sekitar sistem kepemimpinan tersebut kurang
mendapatkan manfaatnya, atau kepemimpinan ketika visi misi yang ada kurang tercapai
dengan maksimal, namun sekitarnya mendapatkan manfaatnya. Berbagai pendapat dan
pemikiran disampaikan oleh peserta diskusi, di mana kepemimpinan yang efektif
lebih menitik beratkan pada proses yang dialami oleh seluruh bagian dalam
sebuah sistem, sehingga meskipun visi misi tercapai dengan kurang maksimal,
namun setiap orang mendapatkan manfaatnya.
Pertanyaan selanjutnya
mengenai kaitan antara sifat individu dengan sikap individu. Dapat dikatakan
sifat individu dan sikap individu saling berkaitan di mana sifat individu
memengaruhi bagaimana seorang individu bersikap. Hal ini juga berhubungan
dengan cara setiap individu memosisikan dirinya dalam sebuah forum.
Suasana Diskusi Cerdas Perdana HMJA 2014
Pertanyaan terakhir
adalah mengenai top, middle, dan low management yang ideal dalam kepengurusan
HMJA 2014. Banyak peserta diskusi merasa bingung dari sisi manakah top, middle,
dan low management ini diterapkan. Rangga sebagai Kahim memberikan jawabannya
di mana penentuan top, middle, dan low ini berhubungan dengan proses atau alur
kaderisasi yang dilalui oleh masing-masing anggota, tanpa adanya kemungkinan
kejadian luar biasa. Sehingga dapat dikatakan anggota yang belum melalui satu alur
kaderisasi berada dalam manajemen lini atau berada dalam posisi low management.
Anggota dalam middle management adalah mereka yang telah melalui satu alur
kaderisasi, sehingga top management harus melalui lebih dari satu alur kaderisasi.
0 comments:
Posting Komentar